Rabu, 09 November 2016

PROSES PEMBUATAN KOMPOS



“PEMBUATAN KOMPOS”

DASAR DASAR ILMU TANAH
 ( PKD-1211 )

DOSEN PENGAMPU
YONATHAN PARAPASAN, Ir., M.P
FATAHILLAH, Ir. M.P

DISUSUN OLEH :
DELLA ADHIANI UTARI (15721017)
DEVVY APRILIA PUTRI RUSDIANA (15721018)
DHYNASTY FATIMAH AHMAD (15721019)
DIAN PANSELA WIDI ASTUTI (15721020)
DIMAS ANNAHA (15721021)
EKKI REYNALDI (15721022)
ELLEN OLENSKA ISADORA (15721023)


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2015/2016

DAFTAR ISI









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Kompos adalah hasil oenguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, aerobik atau anaerobik. Selain itu kompos juga dapat diartikan proses yang dihasilkan dari pelapukan (dekomposisi) sisa-sisa bahan organik secara biologi yang terkontrol (sengaja dibuat atau diatur) menjadi bagian bagian yang terhumuskan. Kompos sengaja dibuat karena proses tersebut jarang sekali terjadi secara alami,karena dialam kemungkinan besargerjadi kondisi kelembaban dan suhu yang tidak cocok untuk proses biologis baik terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Pengomposan dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan,keselamatan manusia,dan pemberi nilai ekonomi. Penggunaan kompos membantu konservasi lingkungan dengan mereduksi penggunaan pupuk kimia yang dapat menyebabkan degradasi lahan. Pengomposan secara tidak langsung juga membantu keselamatan manusia dengan pembuangan limbah organik.

Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campran bahan yang seimbang,pemberian air yang cukup,mengatur aerasi dan penambahan aktivator pengomposan.

Secara alami bahan bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi dalam pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana,sedangmaupun teknologi tinggi. pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami.proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebi cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik. Seprti untuk mengatasi masalah sampah di kotakota besar .limbah organik industri,serta limbah pertanian dan perkebunan .

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui cara pembuatan kompos yang efisien dan benar serta mengetahui proses dan tahanapn saat mengolah pupuk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 KOMPOS

    Komos adalah bahan  bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang mengalami pelapukan kaena adanya interaksi antara mikroorgansme yang bekera didalamnya. Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis. Khususnya oleh mikroba mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuta kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,pemberian air yang cukup.pengaturan aerasi dan penambahan bahan ativator.

     Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran  yang sehat. Kompos komps memperaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meninkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kmpos. Aktivitas mikroba tanah iniembantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan mneghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhn tanaman . Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kwalitasya dari pada tanaman dari pada tanaman yang dipupuk dengan puuk kimia karena hasil panen labih tahan lama disimpan,lebih berat,lebih segar,dan lebih enak.

     Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau pupuk hijau dalam sistem pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga)dan penahan lengas,di samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat kimiatanah. Kualitas pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk organik tersebut dan tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan dasar beraneka ragam sehingga memiliki kandungan hara yang tidak seragam . kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar,suhu kembali mendekati suhu udara dan bewarna hita. Pengomposan dapat dilakukan dengan kondisi aerobik  dan anaerobik. Pengomposan secara aerobik ialah dekomposisi bahan organik dalam kondisi dengan kehadiran oksigen. Produk utama dari metabolis biologi aerobik adalah air dan panas. Pengomposan secara anaerobik iaah dekomposisi bahan aerobik dalam kondisi dengan ketidakhadiran oksigen. Produk utama dari metabolisme biologianaerobik adalah metana,karbon dioksida,dan senyawa intermdiate dengan berat molekul rendah.




2.2 TEKNOLOGI PENGOMPOSAN

Metode pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan ,yaitu :
1.      Pengomposan dengan teknologi rendah (low-technology)
2.      Pengomposan dengan teknologi sedang (mid-technology)
3.      Pengomposan dengan teknologi tinggi (high-technology)

2.2.1 PENGOMPOSAN DENGAN TEKNOLOGI RENDAH

Teknik pengomposan dengan metode ini adalah Window Composting. Kompos ditumpuk dengan barisan tumpukan yang disusun dengan sejajar. Tumpukan secara berkala dibolak balik untuk meningkatkan aerasi,menurunkan suhu apabila suhu terlalu tinggi,dan menurunkan kelembaban kompos. Teknik ini sesuai untuk pengomposan yang skala besar. Lama pengomposan berkisar antara 3-6 bulan yang tergantung dengan karakteristik bahanyang dikomposkan.

2.2.2 PENGOMPOSAN DENGAN TEKNOLOGI SEDANG

            Pengomposan dengan teknologi sedang antara lain :
1.      Aerated static pile : Gundukan kompos
Tumppukan atau gundukan kompos (seperti window system) diberi aerasi dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3-5 minggu.
2.      Aerated compost bins : Bak/kotak kompos dengan aerasi :
pengomposan dilakukan didalam bak-bak yang dibawahnya diberi aerasi. Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara. Seringkali ditambahkan pula cacing (vermikompos) lama pengomposan kurang lebih 2-3 minggu dan kompos  akan matan dlaam waktu 2 bulan.

2.2.3 PENGOMPOSAN DENGAN TEKNOLOGI TINGGI

Pengomposan dengan menggunakan alat yang dibuat khusus untuk mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi pengomosan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :
1.      Rotary Drum Composer
Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus untuk proses pengomposan. Bahan bahan mrntah dihaluskan dan dicampur pada saat dimasukkan ke dlam drum. Drum akan berputar untuk mengaduk dan memberi aerasi pada kompos.



2.      Box/Tunnel Compostine Syestem
Pengomposan dilakukan dalam kotak-kotak box skala besar. Bahan bahan mentah akan dihaluskan dan dicampur secara mekanik. Tahap tahap pengomposan berjalan di dalam beberapa box/kotak sebelum akhirnya menjadi produk kompos yang telah matang. Sebagian dikontrol dengan menggunakan komputer. Bak pengomposan dibagi menjadidua zona. Zona pertama untuk bahan yang masih mentah dan selanjutnya diaduk secara mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan masuk ke bak zona ke dua dan proses pematangan kompos dilanjutnya.

3.       Mechanical Compost Bins
Sebuah drum khusus dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga

2.3 JENIS JENIS KOMPOS

1. Kompos cacing (vermicompost),yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik yang dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut.
2.Kompos Bagase, yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di pabrik gula
3. Kompos Bokashi,yaitu pengomposan yang tebuat dari bahan yang yang bervariasii,dapat diinokulasikan dari materirial sederhana seperti kotoran hewan ,jamur,spora jamur,cacing,ragi,acar,sake,miso,natto,anggur,bhkan bir,sepanjanh  material tetsebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan

2.4 MANFAAT KOMPOS

     Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk  mempetahankan kandungan air tanah.aktivirtas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyeap unsur hara dari tanah. aktivitas  mikroba tanah sangat membantu tanaman menghadapi serangan.
     Tanaman yang pupuk dengan kompos juga cenderung lebih kualitasnya dari pada tanaman yang di pupuk dengan pupuk kimia,seperti menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan,lebih berat,lebih segar,dan lebih enak.
     Manfaat kompos di tinjau dari segi ekonomi dapat menghemat biaya untuk  transportasi dan penimbunan limbah,mengurangi volume/ukuran limbah,memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.
     Dari segi lingkungan kompos juga dapat mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah,mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
     Aspek bagi tanah/tanaman ialah dapat meningkatkan kesuburan tanah,memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah,meningkatkan aktivitas oleh mikroba tanah,meningkatkan kualitas hasil panen,menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman,meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah.
     Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah,dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat fisik biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganise yang berperan padafiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N,P,S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur,1980).
     Beberapa studi telah dilakukan terkait menfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian abdurohim,2008 menunjukkan bahwa kompos memberikan peningkatan kadar kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang disediakan pupuk NPK,hal ini menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK,ddan ini menyebabkan pertubuhan tanaman yang diteliti  ketika itu,caisin,menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.

2.5 BAHAN BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOSKAN        

     Pada dasarnya semua bahan bahan organik padat dapat dikomposkan seperti limbah organik rumah tangga,sampah organik pasar atau kota,kertas,kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian,limbah agro industri,limbah pabrik kertas,limbah pabrik gula,limbah pabrik kelapa sawit. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan seperti tulang, tanduk,dan rambut. Bahan yang paling baik menurut ukuran waktu,untuk dibuat menjadi kompis dinilai dari rasio karbon dan nitrogen di dalam bahan/material organik seperti limbah pertanian : Ampas tebu dan kotoran ternak serta tersebut diatas. Bahan organik yang telah disusun oleh sinaga dkk (2010) dari berbagai campuran dengan nilai rasio C/N = 35,68 dan kondisi kandungan airnya 50,37 %, waktu dekomposisi diperoleh terpendek 28 hari dibandinglainnya .









BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 ALAT DAN BAHAN

Pada praktikum pembuatan kompos menggunakan bahan jerami,vases sapi,tanah topsoil,TSP,serbuk gergaji. Dan alat yang digunakan adalah kantong plastik besar,ember,gembor,cangkul,golok,termometer,kertas lakmus.

3.2 PROSEDUR KERJA

1. Kumpulkan sisa jerami dan cacah sepanjang 5 cm.
2.Buat tempat menumpuk bahan-bahan cacahan tersebut diatas permukaan tanah pada  tempat yang teduh
3. Tumpuk bahan tersebut dengan susunan yang berbeda untuk setiap kelompok,dan tinggi/tebal tumpukan bahan setiap lapis adalah 20-25 cm,dengan urutan lapisan tanah  topsoil,serbuk gergaji,jerami,TSP,topsoil,Vases sapi,dan ini di lakukan hingga menjadi 2 lapisan
4. Tinggi tumpukan maksimal,100 cm,sehingga jumlah lapisan bahan yang dibuat tergantung pada tinggi tumpukan itu.
5. Setiap selesai membuat satu tumpukan,siramlah tumpukan tersebut secukupnya dengan air.
6. Tutup bahan bahan tersebut dengan meletakkan bambu pada atas lapisan lalu diikat dengan tali,setelah itu tutup lubang dengan menggunakan plastik atau aqua gelas.
7. Tetap amati proses pengomposan dengan mengecek suhu kompos sebanyak 2 kali dalam seminggu.












BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

MINGGU KE-
TANGGAL
SUHU
MINGGU 1
PEMBUATAN
NETRAL
MINGGU 2
27 APRIL 2016
28 OC
29 APRIL 2016
29 OC
MINGGU 3
02 MEI 2016
29 OC
04 MEI 2016
29 OC
MINGGU 4
11 MEI 2016
29,5 OC
13 MEI 2016
30 OC
MINGGU 5
18 MEI 2016
30 OC
20 MEI 2016
30,5 OC
MINGGU 6
23 MEI 2016
32 OC
27 MEI 2016
28 OC
MINGGU 7
01 JUNI 2016
28 OC

4.2 PEMBAHASAN
















BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Metode pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan ,yaitu :
1.      Pengomposan dengan teknologi rendah (low-technology)
2.      Pengomposan dengan teknologi sedang (mid-technology)
3.      Pengomposan dengan teknologi tinggi (high-technology)

2.      Kompos terdiri dari tiga macam yaitu, kompos cacing,bagase,dan bokashi
3.      Kompos sangat bermanfaat bagi tanah,lingkungan,ekonomi,kualitas dan juga hasil panen.
4.      Bahan bahan organik padat dapat dikomposkan seperti limbah organik rumah tangga,sampah organik pasar atau kota,kertas,kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian,limbah agro industri,limbah pabrik kertas,limbah pabrik gula,limbah pabrik kelapa sawit.
















BAB VI
DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar