“PEMBUATAN KOMPOS”
DASAR DASAR ILMU TANAH
(
PKD-1211 )
DOSEN PENGAMPU
YONATHAN PARAPASAN, Ir., M.P
FATAHILLAH, Ir. M.P
DISUSUN OLEH :
DELLA ADHIANI UTARI (15721017)
DEVVY APRILIA PUTRI RUSDIANA (15721018)
DHYNASTY FATIMAH AHMAD (15721019)
DIAN PANSELA WIDI ASTUTI (15721020)
DIMAS ANNAHA (15721021)
EKKI REYNALDI (15721022)
ELLEN OLENSKA ISADORA (15721023)
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2015/2016
DAFTAR ISI
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Kompos adalah hasil oenguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, aerobik atau
anaerobik. Selain itu kompos juga dapat diartikan proses yang dihasilkan dari
pelapukan (dekomposisi) sisa-sisa bahan organik secara biologi yang terkontrol
(sengaja dibuat atau diatur) menjadi bagian bagian yang terhumuskan. Kompos
sengaja dibuat karena proses tersebut jarang sekali terjadi secara alami,karena
dialam kemungkinan besargerjadi kondisi kelembaban dan suhu yang tidak cocok
untuk proses biologis baik terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Pengomposan dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan
untuk konservasi lingkungan,keselamatan manusia,dan pemberi nilai ekonomi.
Penggunaan kompos membantu konservasi lingkungan dengan mereduksi penggunaan
pupuk kimia yang dapat menyebabkan degradasi lahan. Pengomposan secara tidak
langsung juga membantu keselamatan manusia dengan pembuangan limbah organik.
Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis,khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih
cepat. Proses ini meliputi membuat campran bahan yang seimbang,pemberian air
yang cukup,mengatur aerasi dan penambahan aktivator pengomposan.
Secara alami bahan bahan organik akan mengalami penguraian di alam
dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan
yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses
pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi dalam pengomposan. Baik
pengomposan dengan teknologi sederhana,sedangmaupun teknologi tinggi. pada
prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian
bahan organik yang terjadi secara alami.proses penguraian dioptimalkan
sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebi cepat dan
efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama
untuk mengatasi permasalahan limbah organik. Seprti untuk mengatasi masalah
sampah di kotakota besar .limbah organik industri,serta limbah pertanian dan
perkebunan .
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan kompos yang efisien dan benar serta
mengetahui proses dan tahanapn saat mengolah pupuk.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOMPOS
Komos adalah bahan bahan organik yang telah mengalami pelapukan
karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang mengalami pelapukan kaena
adanya interaksi antara mikroorgansme yang bekera didalamnya. Sedangkan proses pengomposan adalah proses
dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis. Khususnya oleh
mikroba mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuta
kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang
seimbang,pemberian air yang cukup.pengaturan aerasi dan penambahan bahan
ativator.
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah
pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang
perakaran yang sehat. Kompos komps
memperaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan
akan meninkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan
kmpos. Aktivitas mikroba tanah iniembantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari
tanah dan mneghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhn tanaman .
Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi
serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kwalitasya dari pada tanaman dari pada tanaman yang dipupuk dengan puuk kimia
karena hasil panen labih tahan lama disimpan,lebih berat,lebih segar,dan lebih
enak.
Bahan organik yang dapat berupa pupuk
organik atau pupuk hijau dalam sistem pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer
(penyangga)dan penahan lengas,di samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat
kimiatanah. Kualitas pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk
organik tersebut dan tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan
dasar beraneka ragam sehingga memiliki kandungan hara yang tidak seragam .
kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar,suhu kembali
mendekati suhu udara dan bewarna hita. Pengomposan dapat dilakukan dengan
kondisi aerobik dan anaerobik.
Pengomposan secara aerobik ialah dekomposisi bahan organik dalam kondisi dengan
kehadiran oksigen. Produk utama dari metabolis biologi aerobik adalah air dan
panas. Pengomposan secara anaerobik iaah dekomposisi bahan aerobik dalam
kondisi dengan ketidakhadiran oksigen. Produk utama dari metabolisme
biologianaerobik adalah metana,karbon dioksida,dan senyawa intermdiate dengan
berat molekul rendah.
2.2 TEKNOLOGI PENGOMPOSAN
Metode pengomposan dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan ,yaitu :
1.
Pengomposan
dengan teknologi rendah (low-technology)
2.
Pengomposan
dengan teknologi sedang (mid-technology)
3.
Pengomposan
dengan teknologi tinggi (high-technology)
2.2.1 PENGOMPOSAN DENGAN TEKNOLOGI RENDAH
Teknik pengomposan dengan metode ini adalah
Window Composting. Kompos ditumpuk dengan barisan tumpukan yang disusun dengan
sejajar. Tumpukan secara berkala dibolak balik untuk meningkatkan aerasi,menurunkan
suhu apabila suhu terlalu tinggi,dan menurunkan kelembaban kompos. Teknik ini
sesuai untuk pengomposan yang skala besar. Lama pengomposan berkisar antara 3-6
bulan yang tergantung dengan karakteristik bahanyang dikomposkan.
2.2.2 PENGOMPOSAN DENGAN TEKNOLOGI SEDANG
Pengomposan dengan
teknologi sedang antara lain :
1.
Aerated static pile : Gundukan kompos
Tumppukan atau gundukan kompos (seperti window system) diberi aerasi dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3-5 minggu.
Tumppukan atau gundukan kompos (seperti window system) diberi aerasi dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3-5 minggu.
2.
Aerated compost bins : Bak/kotak kompos
dengan aerasi :
pengomposan dilakukan didalam bak-bak yang dibawahnya diberi aerasi. Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara. Seringkali ditambahkan pula cacing (vermikompos) lama pengomposan kurang lebih 2-3 minggu dan kompos akan matan dlaam waktu 2 bulan.
pengomposan dilakukan didalam bak-bak yang dibawahnya diberi aerasi. Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara. Seringkali ditambahkan pula cacing (vermikompos) lama pengomposan kurang lebih 2-3 minggu dan kompos akan matan dlaam waktu 2 bulan.
2.2.3 PENGOMPOSAN DENGAN TEKNOLOGI TINGGI
Pengomposan dengan menggunakan alat yang
dibuat khusus untuk mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk
mengatur kondisi pengomosan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh
pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :
1. Rotary
Drum Composer
Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus untuk proses pengomposan. Bahan bahan mrntah dihaluskan dan dicampur pada saat dimasukkan ke dlam drum. Drum akan berputar untuk mengaduk dan memberi aerasi pada kompos.
Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus untuk proses pengomposan. Bahan bahan mrntah dihaluskan dan dicampur pada saat dimasukkan ke dlam drum. Drum akan berputar untuk mengaduk dan memberi aerasi pada kompos.
2. Box/Tunnel
Compostine Syestem
Pengomposan
dilakukan dalam kotak-kotak box skala besar. Bahan bahan mentah akan dihaluskan
dan dicampur secara mekanik. Tahap tahap pengomposan berjalan di dalam beberapa
box/kotak sebelum akhirnya menjadi produk kompos yang telah matang. Sebagian
dikontrol dengan menggunakan komputer. Bak pengomposan dibagi menjadidua zona.
Zona pertama untuk bahan yang masih mentah dan selanjutnya diaduk secara
mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan masuk ke bak zona ke dua dan proses
pematangan kompos dilanjutnya.
3. Mechanical Compost Bins
Sebuah drum khusus
dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga
2.3 JENIS JENIS KOMPOS
1. Kompos cacing (vermicompost),yaitu kompos
yang terbuat dari bahan organik yang dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk
adalah kotoran cacing tersebut.
2.Kompos Bagase, yaitu pupuk yang terbuat
dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di pabrik gula
3. Kompos Bokashi,yaitu pengomposan yang
tebuat dari bahan yang yang bervariasii,dapat diinokulasikan dari materirial
sederhana seperti kotoran hewan ,jamur,spora
jamur,cacing,ragi,acar,sake,miso,natto,anggur,bhkan bir,sepanjanh material tetsebut mengandung organisme yang
mampu melakukan proses pengomposan
2.4 MANFAAT KOMPOS
Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah
dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempetahankan kandungan air tanah.aktivirtas mikroba tanah yang
bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas
mikroba ini membantu tanaman untuk menyeap unsur hara dari tanah.
aktivitas mikroba tanah sangat membantu
tanaman menghadapi serangan.
Tanaman
yang pupuk dengan kompos juga cenderung lebih kualitasnya dari pada tanaman
yang di pupuk dengan pupuk kimia,seperti menjadikan hasil panen lebih tahan
disimpan,lebih berat,lebih segar,dan lebih enak.
Manfaat
kompos di tinjau dari segi ekonomi dapat menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah,mengurangi
volume/ukuran limbah,memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan
asalnya.
Dari
segi lingkungan kompos juga dapat mengurangi polusi udara karena pembakaran
limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat
bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah,mengurangi kebutuhan lahan untuk
penimbunan.
Aspek
bagi tanah/tanaman ialah dapat meningkatkan kesuburan tanah,memperbaiki
struktur dan karakteristik tanah,meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh
tanah,meningkatkan aktivitas oleh mikroba tanah,meningkatkan kualitas hasil
panen,menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,menekan pertumbuhan/serangan
penyakit tanaman,meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah.
Peran
bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya merangsang granulasi,
memperbaiki aerasi tanah,dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan
organik terhadap sifat fisik biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas
mikroorganise yang berperan padafiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu
seperti N,P,S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh
tanaman (Gaur,1980).
Beberapa
studi telah dilakukan terkait menfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan
tanaman. Penelitian abdurohim,2008 menunjukkan bahwa kompos memberikan
peningkatan kadar kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang
disediakan pupuk NPK,hal ini menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK,ddan
ini menyebabkan pertubuhan tanaman yang diteliti ketika itu,caisin,menjadi lebih baik
dibandingkan dengan NPK.
2.5 BAHAN BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOSKAN
Pada
dasarnya semua bahan bahan organik padat dapat dikomposkan seperti limbah
organik rumah tangga,sampah organik pasar atau kota,kertas,kotoran/limbah
peternakan, limbah pertanian,limbah agro industri,limbah pabrik kertas,limbah
pabrik gula,limbah pabrik kelapa sawit. Bahan organik yang sulit untuk
dikomposkan seperti tulang, tanduk,dan rambut. Bahan yang paling baik menurut
ukuran waktu,untuk dibuat menjadi kompis dinilai dari rasio karbon dan nitrogen
di dalam bahan/material organik seperti limbah pertanian : Ampas tebu dan
kotoran ternak serta tersebut diatas. Bahan organik yang telah disusun oleh
sinaga dkk (2010) dari berbagai campuran dengan nilai rasio C/N = 35,68 dan
kondisi kandungan airnya 50,37 %, waktu dekomposisi diperoleh terpendek 28 hari
dibandinglainnya .
BAB
III
PROSEDUR KERJA
3.1 ALAT DAN BAHAN
Pada praktikum pembuatan kompos menggunakan
bahan jerami,vases sapi,tanah topsoil,TSP,serbuk gergaji. Dan alat yang
digunakan adalah kantong plastik besar,ember,gembor,cangkul,golok,termometer,kertas
lakmus.
3.2 PROSEDUR KERJA
1. Kumpulkan sisa jerami dan cacah sepanjang 5 cm.
2.Buat tempat menumpuk bahan-bahan cacahan tersebut diatas permukaan tanah pada tempat yang teduh
3. Tumpuk bahan tersebut dengan susunan yang berbeda untuk setiap kelompok,dan tinggi/tebal tumpukan bahan setiap lapis adalah 20-25 cm,dengan urutan lapisan tanah topsoil,serbuk gergaji,jerami,TSP,topsoil,Vases sapi,dan ini di lakukan hingga menjadi 2 lapisan
4. Tinggi tumpukan maksimal,100 cm,sehingga jumlah lapisan bahan yang dibuat tergantung pada tinggi tumpukan itu.
5. Setiap selesai membuat satu tumpukan,siramlah tumpukan tersebut secukupnya dengan air.
6. Tutup bahan bahan tersebut dengan meletakkan bambu pada atas lapisan lalu diikat dengan tali,setelah itu tutup lubang dengan menggunakan plastik atau aqua gelas.
7. Tetap amati proses pengomposan dengan mengecek suhu kompos sebanyak 2 kali dalam seminggu.
2.Buat tempat menumpuk bahan-bahan cacahan tersebut diatas permukaan tanah pada tempat yang teduh
3. Tumpuk bahan tersebut dengan susunan yang berbeda untuk setiap kelompok,dan tinggi/tebal tumpukan bahan setiap lapis adalah 20-25 cm,dengan urutan lapisan tanah topsoil,serbuk gergaji,jerami,TSP,topsoil,Vases sapi,dan ini di lakukan hingga menjadi 2 lapisan
4. Tinggi tumpukan maksimal,100 cm,sehingga jumlah lapisan bahan yang dibuat tergantung pada tinggi tumpukan itu.
5. Setiap selesai membuat satu tumpukan,siramlah tumpukan tersebut secukupnya dengan air.
6. Tutup bahan bahan tersebut dengan meletakkan bambu pada atas lapisan lalu diikat dengan tali,setelah itu tutup lubang dengan menggunakan plastik atau aqua gelas.
7. Tetap amati proses pengomposan dengan mengecek suhu kompos sebanyak 2 kali dalam seminggu.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
MINGGU KE-
|
TANGGAL
|
SUHU
|
MINGGU
1
|
PEMBUATAN
|
NETRAL
|
MINGGU
2
|
27
APRIL 2016
|
28 OC
|
29
APRIL 2016
|
29 OC
|
|
MINGGU
3
|
02
MEI 2016
|
29 OC
|
04
MEI 2016
|
29
OC
|
|
MINGGU
4
|
11
MEI 2016
|
29,5 OC
|
13
MEI 2016
|
30 OC
|
|
MINGGU
5
|
18
MEI 2016
|
30 OC
|
20
MEI 2016
|
30,5
OC
|
|
MINGGU
6
|
23
MEI 2016
|
32 OC
|
27
MEI 2016
|
28 OC
|
|
MINGGU
7
|
01
JUNI 2016
|
28 OC
|
4.2 PEMBAHASAN
BAB
V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Metode
pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat
teknologi yang dibutuhkan ,yaitu :
1.
Pengomposan
dengan teknologi rendah (low-technology)
2.
Pengomposan
dengan teknologi sedang (mid-technology)
3.
Pengomposan
dengan teknologi tinggi (high-technology)
2.
Kompos
terdiri dari tiga macam yaitu, kompos cacing,bagase,dan bokashi
3.
Kompos
sangat bermanfaat bagi tanah,lingkungan,ekonomi,kualitas dan juga hasil panen.
4.
Bahan
bahan organik padat dapat dikomposkan seperti limbah organik rumah
tangga,sampah organik pasar atau kota,kertas,kotoran/limbah peternakan, limbah
pertanian,limbah agro industri,limbah pabrik kertas,limbah pabrik gula,limbah
pabrik kelapa sawit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar