Rabu, 09 November 2016

PROSES PEMBUATAN KOMPON UNTUK ENGINE MOUNTENING




“PROSES PEMBUATAN KOMPON UNTUK ENGINE MOUNTENING”

MEKANISASI PERKEBUNAN
( PBK-136 )

DOSEN PENGAMPU
Ir. Harmen.,M.T.A.
Meinilwita.,S.TP.,M.Agr.Sc


DISUSUN OLEH :
DHYNASTY FATIMAH AHMAD (15721019)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtzKXgknFfmmCq4VNxfjfXki24d803pPBx9XZJqqcikKiarYJYlb82EY2yDKW13DZN3c3Mq7rcSaO5MyJTFD7QFWQ0LlvCzP6FY61ZQ2h7zIOyN3SxcO7MawBsqaV-w-3i6LDTqse2513Z/s1600/LOGO+POLITEKNIK+NEGERI+LAMPUNG.png


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2015/2016
DAFTAR ISI











BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan zaman kebutuhan manusia secara terus menerus akan meningkat sesuai berjalannya waktu. Berbagai kebutuhan sehari-hari pun terus dikembangkan agar manusia dapat menggunakan dengan efisien sesuai kebutuhan. Salah satu alat atau benda yang sangat dipergunakan oleh manusia berbahan dasar dari karet. Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Teknologi karet sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini. Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam (natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.
Perkembangan teknologi karet yang sangat luas ini, menuntut agar di masa yang akan datang manusia dapat menggunakan karet sebaik dan seefisien mungkin. Bukan hanya sedikit melainkan banyak sekali kebutuhan manusia yang menggunakan karet, seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga, transportasi, bahan bangunan dan lain lain.Oleh sebab itu kita perlu mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan karet tersebut. Salah satunya yang harus kita ketahui adalah proses dan alat – alat pembuatan kompon.

 

1.2 TUJUAN

1.      Mengetahui proses pembuatan kompon.






BAB II
TINJAUN PUSTAKA


2.1 PENGERTIAN KOMPON

Kompon karet adalah karet mentah yang telah di campur dengan bahan baku penunjang lainnya sprti filler processing oils, accelerator dsb. Dengan menggunakan mesin giling karet seperti open mill,kneader atau banbury yan mana jka di panaskan dengan temperatur dan waktu yang cukup akan berubah menjadi barang karet yang bersifat permanen (vulcanized rubber) dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai. Kompon karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan,seperti kompon untuk karet vulkanisir ,kompon karet silikon dengan berbagai pilihan warna,ataupun kompon yang dikerjakan sesuai dengan kriteria akhir yang dibutuhkan.
Pembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan tahap awal dari produksi barang jadi karet. Pembuatan kompon dilakukan dengan cara pencampuran karet dengan bahan kimia sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan di dalam mesin pencampur dan pembentukan dilakukan di dalam mesin pembentuk setelah terlebih dahulu dilunakkan. Mesin two roll mill mampu menghasilkan kompon yang homogen dengan cara memasukkan dan mendispersikan bahan-bahan pencampur kedalam karet sehingga mudah diolah . Mesin pembentuk mampu melunakkan kompon dengan cara menggesek dan memanaskannya di dalam silinder dan lalu dibentuk dalam cetakan . Dalam proses pencampuran dan pembentukkan kompon diperlukan gaya geser yang cukup besar untuk melunakkan bahan dan ditambah lagi dengan energi panas .

2.2 ENGINE MOUNTENING

            engine mountening itu seperti penahan getaran mesin dan rangka mobil agar tidak begitu terasa getarannya, mesin juga tidak terlalu bergerak akibat getaran saat mobil bergerak. Namun umur engine mounting tidaklah awet, apabila sudah pecah kita diwajibkan untuk menggantinya agar kenyamanan terjaga.




2.3 FORMULASI KOMPON UNTUK ENGINE MOUNTENING

         
KOMPOSISI
PHR
NR
100 X  5,7  = 570
CARBON BLACK FEF
50 X 5,7 = 285
PARAFINIK ACID
10 X 5,7 = 57
ZnO
5 X 5,7 = 28,5
STEARID ACID
2 X 5,7 = 11,4
ANTIOKSIDAN TMQ
2 X 5,7 = 11,4
ANTIOKSIDAN GPPD
2 X 5,7 = 11,4
BELERANG (SULFUR)
0,25 X 5,7 = 11,4
ACCELERATOR TBBS
2,1 X 5,7 = 12
ACCELERATOR TMTD
1 X 5,7 = 5,7
*Pengali untuk 1 kg kompon 1000 gr : 174,35 = 57
*174,35 jumlah phr yang di butuhkan          
Penambahan beberapa zat kimia pada kompon disesuaikan dengan jenis objek yang akan di buat dan dari masing masing zat tersebut memiliki pengaruhnya masing masing. Bahan kimia di tambahkan sabagai bahan pewarna,bahan penghambat (inhibitor),bahan pewangi,bahan peniup,bahan bantu olah carbon black yang dapat berfungsi sebagai pewarna,filler,penambah komposisi, meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu,zat penyambung rantai kimia carbon dan menekan biaya,oli yang menambah elastisitas pada kompon,starid acid yang berfungsi sebagai pengubah konsistensi dan pengeras pada objek,TMTD yang berfungsi sebagai pencepat sekunder,ZnO yang ditambahkan kedalam sistem vulkanisasi dengan pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat,parafinik acid yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi kompon karet. Pada sulfur berfungsi menambah keelastisitasanda pada kompon sehingga sulfur di tambahkan paling akhir pada saat proses pengomponan.

 

2.4 PROSES PEMBUATAN KOMPON

Secara garis besar proses pembuatan barang jadi lateks dapat dipecah menjadi dua, yakni tahap penyiapan kompon lateks dan tahap pencetakan, vulkanisasi dan pengeringan. Tahap penyiapan kompon memerlukan kemampuan mengelola persediaan bahan baku berupa lateks pekat dan bahan kimia kompon serta pengetahuan yang cukup untuk meramu kompon sesuai kebutuhan dan barang jadi lateks yang akan diproduksi. Pada industri besar ke dua tahap proses tersebut dikerjakan secara terintegrasi, didukung oleh kapital dan SDM yang memadai.  Sementara itu bagi industri kecil  hal tersebut sering menjadi kendala.  Salah satu pendekatan yang banyak berkembang saat ini  di lingkungan industri karet adalah menggunakan ramuan bahan baku (kompon) yang siap pakai.  Ramuan demikian dikenal sebagai lateks pravulkanisasi, yakni kompon lateks yang telah mengalami proses vulkanisasi hingga tingkat tertentu sehingga industri pengguna tinggal melanjutkan proses pencetakan dan pengeringan.
Kompon lateks adalah suatu campuran antara lateks dengan berbagai bahan kimia untuk memperoleh hasil akhir suatu vulkanisat dengan proses tertentu. Bahan kimia kompon terutama dari bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat, antioksidan, bahan penggiat, dan stabilizer, diasmping bahan-bahan tambahan lainnya. Produk barang jadi karet pada umumnya mempunyai sifat-sifta tertentu yang diutamakan. Oleh karena itu susunan kompon lateks disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan atau sifat yang diutamakan.
Pembentukan kompon lateks yaitu pencampuran lateks pekat dengan bahan bahan kimia, proses ini dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia tertentu yaitu bahan kimia kompon, vulkanisasi, pengisi dan akselerator. Alat yang digunakan dalam proses ini gilingan pendispersi, bahan yang sering digunakan adalah belerang, karena lebih efektif dalam pembentukan gel lateks.Tujuan pembuatan kompon adalah untuk memperbaiki sifat-sifat fisika dan kimia yang kurang menguntungkan suatu produk barang jadi. Campuran diaduk perlahan-lahan dan dijaga jangan sampai terjadi pengotoran sampai campuran tersebut homogen, campuran ini disebut kompon lateks. Sebelum dicetak kompon lateks ini berbentuk cairan sehingga perlu ditambahkan bahan pemantap kedalam kompon lateks agar tidak menggumpal.
            Salah satu bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan kompon adalah peptizer. Peptizer digunakan dalam proses mastikasi. Hal ini bertujuan agar karet dapat dilunakkan dan memudahkan dalam proses mastikasi. Sebelum itu Elastomer harus mempunyai viskositas yg sesuai untuk dapat     menerima ingredient dgn mudah dan mendispersikannya secara merata. Pengurangan viskositas sedikit saja (viscosity reduction) dapat diperoleh dgn menambahkan bahan bantu proses spt:Zn-soap, Ca-soap, tetapi pengurangan viskositas yg besar akan memerlukan mastikasi yang akan dipercepat dengan bantuan peptizer.

2.4.1  PROSES KERJA PEMBUATAN KOMPON

        1. Proses komponding
Proses pencampuran bahan baku karet dengan bahan kimia karet menjadi barang setengah jadi menggunakan alat pencampur secara terbuka menggunakan mesin giling terbuka (two roll mill).
            2. Proses Vulkanisasi
Pada proses vulkanis adalah membuat bahan (karet mentah) menjadi elastis. Pada umumnya terjadi pembentukan jaringan molekul secara kimia dan rantai molekul yang bebas. Molekul karet akan bereaksi dengan zat kimia yang ditambahkan membentuk jaringan yang stabil sehingga tidak mudah berubah bentuknya (Eurich,1978)

 

2.4.2 CARA KERJA PEMBUATAN KOMPON

            1. Penimbangan
Menyiapkan masing-masing bahan yang diperlukan,kemudian menimbang bahan-bahan tersebut sesuai dengan komposisi yang diperlukan menggunakan neraca.
2. Pembuatan Kompon
§  Menyiapkan bahan untuk komponding yang sudah di timbang sebelumnya lalu menghidupkan mesin two roll mill dan mengatur jarak antara 2 roll.
§  Setelah terdengar jeda masukkan karet mentah untuk di giling di mixing mill
§  Setelah 5-10 menit berjalan kembali masukkan Carbon Black lalu di susul dengan bahan kimia parafinik acid,ZnO,stearid acid,antioksidan TMQ,antioksidan GPPD,belerang (sulfur),Accelerator TBBS,Accelerator TMTD,oli sesuai dengan urutan nya masing-masing
§  Setelah 45 menit maka kompon yang telah di vulkanisasi diangkat dansetelah dingin di bungkus dengan plastik.





BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

        Dari proses pengomponan yang telah di lakukan selama 45 menit di dapatkan hasil kompon karet untuk engine mountening ,setelah proses pengomponan ini selesai,karet setengah jadi ini dapat langsung di proses menjadi engine mountening.


























DAFTAR PUSTAKA


          Budi , Wibawa G, Ilahang , Akiefnawati R, Joshi L, Penot E dan Janudianto. 2008. Panduan Pembangunan Kebun Wanatani Berbasis Karet Klonal (A manual for Rubber Agroforestry System – RAS). Bogor, Indonesia.

         Kamarijani, 1983. Perencanaan Unit Pengolahan. Fakultas Teknologi Pertanian UGM : Yogyakarta.

Setyamidjaja, Djoehana. 1982. Karet Budidaya dan Pengolahan. CV. Yusa Guna: Jakarta.

Goutara, B. Djatmiko, dan W. Tjiptadi. 1985. Dasar Pengolahan Karet. Agroindustri Press, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Loo, Thio Goan. 1980. Mengelola Karet Alam. PT. KINTA, Jakarta.

          Suryawan, D. 2002. Pedoman Praktek Pengolahan Lateks Pekat, Kursus Teknologi Barang Jadi Dari Lateks. Balai Penelitian Teknologi Karet : Bogor.

Stevens, M.P. 2001. Kimia Polimer. Pradnya Paramitra, Jakarta.

          Zuhra, Cut Fatima. 2006. Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar