“PROSES
PEMBUATAN KOMPON UNTUK ENGINE MOUNTENING”
MEKANISASI PERKEBUNAN
(
PBK-136 )
DOSEN
PENGAMPU
Ir.
Harmen.,M.T.A.
Meinilwita.,S.TP.,M.Agr.Sc
DISUSUN
OLEH :
DHYNASTY FATIMAH
AHMAD (15721019)
JURUSAN BUDIDAYA
TANAMAN PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI PRODUKSI
TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
2015/2016
DAFTAR
ISI
Seiring perkembangan zaman kebutuhan manusia secara terus menerus akan
meningkat sesuai berjalannya waktu. Berbagai kebutuhan sehari-hari pun terus
dikembangkan agar manusia dapat menggunakan dengan efisien sesuai kebutuhan.
Salah satu alat atau benda yang sangat dipergunakan oleh manusia berbahan dasar
dari karet. Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan
berbagai macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Teknologi karet
sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu
dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini. Ada dua jenis
karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis.
Karet alam (natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea
brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan
karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak
bumi.
Perkembangan
teknologi karet yang sangat luas ini, menuntut agar di masa yang akan datang
manusia dapat menggunakan karet sebaik dan seefisien mungkin. Bukan hanya
sedikit melainkan banyak sekali kebutuhan manusia yang menggunakan karet,
seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga, transportasi, bahan bangunan dan lain
lain.Oleh sebab itu kita perlu mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan
dengan karet tersebut. Salah satunya yang harus kita ketahui adalah proses dan
alat – alat pembuatan kompon.
1.
Mengetahui proses pembuatan kompon.
Kompon karet adalah karet mentah
yang telah di campur dengan bahan baku penunjang lainnya sprti filler
processing oils, accelerator dsb. Dengan menggunakan mesin giling karet seperti
open mill,kneader atau banbury yan mana jka di panaskan dengan temperatur dan
waktu yang cukup akan berubah menjadi barang karet yang bersifat permanen
(vulcanized rubber) dalam bentuk kompon, karet
alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai. Kompon
karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan,seperti kompon untuk
karet vulkanisir ,kompon karet silikon dengan berbagai pilihan warna,ataupun
kompon yang dikerjakan sesuai dengan kriteria akhir yang dibutuhkan.
Pembuatan dan
pembentukan kompon karet merupakan tahap awal dari produksi barang jadi karet.
Pembuatan kompon dilakukan dengan cara pencampuran karet dengan bahan kimia
sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan di dalam mesin pencampur dan
pembentukan dilakukan di dalam mesin pembentuk setelah terlebih dahulu
dilunakkan. Mesin two roll mill mampu menghasilkan kompon yang homogen dengan
cara memasukkan dan mendispersikan bahan-bahan pencampur kedalam karet sehingga
mudah diolah . Mesin pembentuk mampu melunakkan kompon dengan cara menggesek
dan memanaskannya di dalam silinder dan lalu dibentuk dalam cetakan . Dalam
proses pencampuran dan pembentukkan kompon diperlukan gaya geser yang cukup
besar untuk melunakkan bahan dan ditambah lagi dengan energi panas .
engine
mountening itu seperti penahan getaran mesin dan rangka mobil agar tidak begitu
terasa getarannya, mesin juga tidak terlalu bergerak akibat getaran saat mobil
bergerak. Namun umur engine mounting tidaklah awet, apabila sudah pecah kita
diwajibkan untuk menggantinya agar kenyamanan terjaga.
KOMPOSISI
|
PHR
|
NR
|
100 X 5,7
= 570
|
CARBON BLACK FEF
|
50 X 5,7 = 285
|
PARAFINIK ACID
|
10 X 5,7 = 57
|
ZnO
|
5 X 5,7 = 28,5
|
STEARID ACID
|
2 X 5,7 = 11,4
|
ANTIOKSIDAN TMQ
|
2 X 5,7 = 11,4
|
ANTIOKSIDAN GPPD
|
2 X 5,7 = 11,4
|
BELERANG (SULFUR)
|
0,25 X 5,7 = 11,4
|
ACCELERATOR TBBS
|
2,1 X 5,7 = 12
|
ACCELERATOR TMTD
|
1 X 5,7 = 5,7
|
*Pengali untuk 1 kg kompon 1000 gr : 174,35 = 57
*174,35 jumlah phr yang di butuhkan
Penambahan beberapa zat kimia pada kompon disesuaikan
dengan jenis objek yang akan di buat dan dari masing masing zat tersebut
memiliki pengaruhnya masing masing. Bahan kimia di tambahkan sabagai bahan
pewarna,bahan penghambat (inhibitor),bahan pewangi,bahan peniup,bahan bantu
olah carbon black yang dapat berfungsi sebagai pewarna,filler,penambah
komposisi, meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan
tertentu,zat penyambung rantai kimia carbon dan menekan biaya,oli yang menambah
elastisitas pada kompon,starid acid yang berfungsi sebagai pengubah konsistensi
dan pengeras pada objek,TMTD yang berfungsi sebagai pencepat sekunder,ZnO yang
ditambahkan kedalam sistem vulkanisasi dengan pencepat untuk menggiatkan kerja
pencepat,parafinik acid yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah
diolah menjadi kompon karet. Pada sulfur berfungsi menambah keelastisitasanda
pada kompon sehingga sulfur di tambahkan paling akhir pada saat proses
pengomponan.
Secara garis besar proses pembuatan
barang jadi lateks dapat dipecah menjadi dua, yakni tahap penyiapan kompon
lateks dan tahap pencetakan, vulkanisasi dan pengeringan. Tahap penyiapan
kompon memerlukan kemampuan mengelola persediaan bahan baku berupa lateks pekat
dan bahan kimia kompon serta pengetahuan yang cukup untuk meramu kompon sesuai
kebutuhan dan barang jadi lateks yang akan diproduksi. Pada industri besar ke
dua tahap proses tersebut dikerjakan secara terintegrasi, didukung oleh kapital
dan SDM yang memadai. Sementara itu bagi industri kecil hal
tersebut sering menjadi kendala. Salah satu pendekatan yang banyak
berkembang saat ini di lingkungan industri karet adalah menggunakan
ramuan bahan baku (kompon) yang siap pakai. Ramuan demikian dikenal
sebagai lateks pravulkanisasi, yakni kompon lateks yang telah mengalami proses
vulkanisasi hingga tingkat tertentu sehingga industri pengguna tinggal
melanjutkan proses pencetakan dan pengeringan.
Kompon lateks adalah suatu campuran
antara lateks dengan berbagai bahan kimia untuk memperoleh hasil akhir suatu
vulkanisat dengan proses tertentu. Bahan kimia kompon terutama dari bahan
pemvulkanisasi, bahan pencepat, antioksidan, bahan penggiat, dan stabilizer,
diasmping bahan-bahan tambahan lainnya. Produk barang jadi karet pada umumnya
mempunyai sifat-sifta tertentu yang diutamakan. Oleh karena itu susunan kompon
lateks disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan atau sifat yang
diutamakan.
Pembentukan kompon lateks yaitu
pencampuran lateks pekat dengan bahan bahan kimia, proses ini dilakukan dengan
menambahkan bahan-bahan kimia tertentu yaitu bahan kimia kompon, vulkanisasi,
pengisi dan akselerator. Alat yang digunakan dalam proses ini gilingan
pendispersi, bahan yang sering digunakan adalah belerang, karena lebih efektif
dalam pembentukan gel lateks.Tujuan pembuatan kompon adalah untuk memperbaiki
sifat-sifat fisika dan kimia yang kurang menguntungkan suatu produk barang
jadi. Campuran
diaduk perlahan-lahan dan dijaga jangan sampai terjadi pengotoran sampai
campuran tersebut homogen, campuran ini disebut kompon lateks. Sebelum dicetak
kompon lateks ini berbentuk cairan sehingga perlu ditambahkan bahan pemantap
kedalam kompon lateks agar tidak menggumpal.
Salah satu bahan kimia yang
digunakan dalam proses pembuatan kompon adalah peptizer. Peptizer digunakan
dalam proses mastikasi. Hal ini bertujuan agar karet dapat dilunakkan dan
memudahkan dalam proses mastikasi. Sebelum itu Elastomer harus mempunyai
viskositas yg sesuai untuk dapat menerima ingredient
dgn mudah dan mendispersikannya secara merata. Pengurangan viskositas sedikit
saja (viscosity reduction) dapat diperoleh dgn menambahkan bahan bantu
proses spt:Zn-soap, Ca-soap, tetapi pengurangan viskositas yg besar akan
memerlukan mastikasi yang akan dipercepat dengan bantuan peptizer.
1. Proses komponding
Proses pencampuran bahan baku karet
dengan bahan kimia karet menjadi barang setengah jadi menggunakan alat
pencampur secara terbuka menggunakan mesin giling terbuka (two roll mill).
2. Proses Vulkanisasi
Pada proses vulkanis adalah membuat
bahan (karet mentah) menjadi elastis. Pada umumnya terjadi pembentukan jaringan
molekul secara kimia dan rantai molekul yang bebas. Molekul karet akan bereaksi
dengan zat kimia yang ditambahkan membentuk jaringan yang stabil sehingga tidak
mudah berubah bentuknya (Eurich,1978)
1. Penimbangan
Menyiapkan masing-masing bahan yang
diperlukan,kemudian menimbang bahan-bahan tersebut sesuai dengan komposisi yang
diperlukan menggunakan neraca.
2. Pembuatan Kompon
§ Menyiapkan bahan untuk komponding yang sudah di timbang sebelumnya lalu
menghidupkan mesin two roll mill dan mengatur jarak antara 2 roll.
§ Setelah terdengar jeda masukkan karet mentah untuk di giling di mixing
mill
§ Setelah 5-10 menit berjalan kembali masukkan Carbon Black lalu di susul
dengan bahan kimia parafinik acid,ZnO,stearid acid,antioksidan TMQ,antioksidan
GPPD,belerang (sulfur),Accelerator TBBS,Accelerator TMTD,oli sesuai dengan
urutan nya masing-masing
§ Setelah 45 menit maka kompon yang telah di vulkanisasi diangkat dansetelah
dingin di bungkus dengan plastik.
Dari proses pengomponan yang telah di lakukan selama 45 menit di dapatkan
hasil kompon karet untuk engine mountening ,setelah proses pengomponan ini
selesai,karet setengah jadi ini dapat langsung di proses menjadi engine
mountening.
Budi , Wibawa G, Ilahang ,
Akiefnawati R, Joshi L, Penot E dan Janudianto. 2008. Panduan Pembangunan Kebun Wanatani Berbasis Karet Klonal (A manual for
Rubber Agroforestry System – RAS). Bogor, Indonesia.
Kamarijani, 1983.
Perencanaan Unit Pengolahan. Fakultas Teknologi Pertanian UGM : Yogyakarta.
Setyamidjaja, Djoehana. 1982. Karet Budidaya dan Pengolahan. CV. Yusa
Guna: Jakarta.
Goutara, B. Djatmiko, dan W. Tjiptadi. 1985. Dasar Pengolahan Karet. Agroindustri Press, Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Loo, Thio Goan. 1980. Mengelola
Karet Alam. PT. KINTA, Jakarta.
Suryawan, D. 2002. Pedoman
Praktek Pengolahan Lateks Pekat, Kursus Teknologi Barang Jadi Dari Lateks.
Balai Penelitian Teknologi Karet : Bogor.
Stevens, M.P. 2001. Kimia Polimer.
Pradnya Paramitra, Jakarta.
Zuhra,
Cut Fatima. 2006. Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan